Pas ngerjain tes, rasa kantuk menyergap dengan brutal. Mata saya kiyep-kiyep gak karuan ngebaca soal. Bener2 payah, dan itu berlangsung selama 1 JAM! Iya, emang salah saya juga sih pake acara begadang.
*skip time*
Jam 10, tes selesai. Keluar dari ruang 11, turun tangga, ngobrol sama anak sesekolah. Akhirnya dijemput papa saya, dan saya malah di ajak ke kantornya. Nunggu kurang lebih 30 menit. Terus diajak ke tempat ngukur apa gak tau namanya, selama 40 menit. Jadi saya sukses jalan2 keliling kota. Terus saya di anter sampe SMP Negeri 32 Sby, dan sudah ada mama saya yang nungguin. Jadilah saya dioper-oper kayak bola sepak. Beeeh, dilanjutkan dengan kegiatan cap buat SKHU. Saya pun akhirnya meminta mama saya buat nganter ke SMP Negeri 22, gara2 smsnya Ardha yang bilang kalo saya dicariin Bu Muksin.
Masih dengan seragam biru putih yang saya kenakan sejak tes di SMAN 6, saya sampai di depan sekolah. Bertanya pada Lala tentang acara cap-cap-an. And you know what? Ternyata gak ada tuh kegiatan nempelin tangan yang udah dilumuri tinta ke lembaran SKHU.
Yah, terima saja fakta yang disuguhkan. *tarik nafas-hembuskan*
Ini bagian yang seru! Hari ini kelas 9D ngadain acara makan bersama dan nonton bersama! Walaupun ada beberapa teman yang gak dateng sih~
Baru nyadar juga kalo saya gak ada transport buat ke tujuan, Sutos. Dengan galau, saya dan Lala pergi ke rumahnya Rara. Disitulah saya temukan Puput, Prila, Rara, Pepi, dan Ma'ruf. Disitu juga saya temukan pencerahan, Ma'ruf bawa motor, dan gak ada yang nebeng dia.
HA! Akhirnya saya tanya, dan dia bilang gak apa kalo aku nebeng. Terimakasih, Tuhan. Tinggal minjem helm. Dari rumah Rara, saya jalan ke rumah Afiif. Untung Afiif ini anak baik, dan rajin menabung. Aku dipinjemin helm! YAP! Lengkap sudah alat2 yang dibutuhkan.
Layaknya anak SMA yang konvoi dijalanan dengan baju penuh bercak pilox, kami (Via, Rara, Pepi, Puput, Prila) bersepeda motor ria menembus jalan kecil demi menghindari kegiatan malak-memalak para polisi menuju Sutos.
Yang saya baru tau adalah, Ma'ruf kalo nyetir agak ngebut. Jadilah helm saya bolak balik membentur helmnya dia- Ma'ruf. Tadinya motor yang kami kendarai selalu jadi yang terdepan, dan keadaan berbalik 180 derajat saat memasuki pelataran parkir Sutos. Kami didului oleh teman2 yang seharusnya ada dibelakang. Jiahh
Berhubung saya dan Ma'ruf belum pernah parkir di dalem, jadilah kita ngikutin teman2 yang ada di depan. Mereka muter bagian belakang bangunan, dan tiba2 ngelewatin jalan sempit yang ternyata...
mengarah keluar dari bangunan Sutos. GILA! INI BENER2 KONYOL! MUAHAHAHAHA! Jadilah kita masuk lagi ke pelataran parkir sambil ketawa ketiwi. Menemukan lokasi yang tampak layaknya parkiran motor, kami memarkirkan motor disitu. Mengacuhkan papan bertuliskan "Parkir Karyawan".
Setelah tragedi 'Parkir' tadi, kami melangkahkan kaki menuju tempat dimana Laskar Muksinatin berada. Restoran QUA-LI. Setelah nyampe dan ditanyai mau pesan apa, saya duduk berhadapan dengan Puput dan Prila.
Kami berbincang2 ria tentang fanfiction, err mulai dari yang normal hingga membahas topik seme-uke. Fantastis banget bisa sharing sama mereka. Dan berkumpul bareng Laskar Muksinatin menjadi sebuah Hi-quality moment buat saya :D
Sehabis makan, kami melanjutkan acara foya-foya uang kas dengan menonton film horror bertajuk Insidious. Karena saya muslim, saya sholat dulu sama Prila. Men-jama' sholat dzuhur dan ashar. Barulah setelah sholat saya bergegas ke bioskop karena sedikit terlambat dengan jadwal film dimulai. Tampaklah sang leader dari Laskar Muksinatin, yaitu ibu Muksinatin- wali kelas 9D. Saya dan Prila nyamperin bu Muksin. Mengira bahwa Puput dan Lala belum masuk bioskop, saya dan Prila ke toilet. Eh gak taunya Puput sama Lala udah di dalem bioskop. Yaudah kita akhirnya masuk dengan tergesa. Tak hanya disitu, saya dan Prila kebingungan nyari tempat duduk. Maklum gelap. Akhirnya kami duduk disebelahnya Puput! Untung saja! Eh, ternyata saya dan Prila salah kursi. Pindahlah kami berdua, tapi masih bersebelahan dengan Puput!
Film yang kami tonton bener2 menunjukkan perbedaan film horror Indonesia dengan film horror luar negeri. Dengan efek sedemikian rupa yang sukses membuat saya dan teman2 teriak kaget. Namun tidak dengan Prila, kenapa? Karena dia udah pernah nonton. Ada baiknya juga sih, dia bisa ngasih tau mana aja scene yang ngagetin. Mantap! Dipenghujung film, kami kira bakalan happy ending, eh ternyata.. saya gak mau bongkar rahasia. KALIAN TONTON SAJA FILMNYA DAN RASAKAN SENSASINYA!
Lampu di bioskop dihidupkan, pertanda film telah tamat, walaupun menurut saya endingnya jauh dari kata tamat. Kami keluar dan membahas bagaimana bisa si Josh gak kembali ke tubuhnya, kenapa dia bisa kalah dengan nenek lampir sialan itu, kenapa endingnya sangat menggantung.
Saat pulang anak2 yang lain berpencar. Saya bergabung dengan Puput, Prila, Ma'ruf, Rara dan Pepi, turun ke lantai dasar. Sedikit mencuci mata. Namun Rara dan Pepi, memisahkan diri. Jadilah kami berempat bingung mau ngapain. Puput haus dan di depan kami ada sebuah mesin.
YA! Itu adalah mesin minuman istilah jadulnya Vending Machine. Hal konyol terjadi lagi. Kita berempat membaca cara menggunakan mesin ini.
- Masukkan 2 lembar uang 1000 dan 1 lembar uang 5000
- Uang tidak boleh kusut, lecek dan sobek
Dimasukkanlah uang 1000 lagi, dan ternyata???
Uangnya keluar lagi dari itu mesin. Ditolak.
Kita berempat ketawa-ketawa, ngerasa katro' gak pernah main beginian. That was awkward moment!
Ini mesin belagu amat, cuma gara2 uangnya lecek, kecel, kumel masa' dimuntahin lagi? Walhasil, kita tuker2 uang yang gak lecek nan kucel. Dan ternyata mesinnya mau nerima! Kita sumringah! Walopun yang beli cuma Puput hehehehe.
Nih gambar2 yang berhasil saya abadikan
![]() |
Ini Puput lagi masukin duit |
![]() |
Puput, Prila, Ma'ruf |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar