Dia seorang pecinta kereta api. Sewaktu kecil, orangtua kami selalu membawa kami ke tempat dimana ada rel kereta api pada sore hari. Itu terjadi sekitar 10 tahun yang lalu. Kami diajak untuk melihat kereta api yang melintas pada sore hari, biasanya melihat kereta api Mutiara Selatan. Kami yang masih anak-anak akan disuapi oleh ibu masing-masing sambil menunggu datangnya kereta yang akan melintas.
Sewaktu kami bertambah besar, kami jarang menonton kereta api yang melintas disore hari. Namun ibunya pernah bercerita bahwa dia ingin menjadi seorang masinis kereta api. Sejak kecil, dia memang hobi dengan semua yang berbau kereta api, dia mengoleksi majalah kereta api, tiket kereta ekonomi-bisnis-eksekutif, dan banyak lagi pernak-pernik kereta api lainnya. Bahkan dia punya kaset
Thomas, animasi kereta berwana biru yang memiliki mata, telinga, dan mulut.
SMP, dia sudah cukup bergaul dengan sesama pecinta kereta api yang disebut
Railfans. Dia menemukan grup pecinta Kereta Api Indonesia (KAI) disebuah jejaring sosial. Dengan kamera Panasonic DMC-FX10 pemberian ayahnya, dia mulai belajar mengambil gambar sang ular besi diamanapun jalurnya berada. Ketika berlibur akhir pekan dirumah saya, maka pada minggu pagi dia akan pergi ke daerah Ketintang untuk memotret si Argowilis.
Dia tahu jadwal kereta apa dengan tujuan dari mana kemana. Seri lokomotif dan istilah-istilah kereta api. Palang disekitar stasiun. Suara khas ketika kereta akan berangkat. Suara peluit. Bahkan kami berdua pernah mengamati jam di stasiun Tasikmalaya. Jam itu berbentuk seperti roket, lantas kami berdua mulai menyebutnya dengan jam roket. Namun jam itu sudah tidak ada lagi, diganti sepertinya..

Hunting, sebutan keren buat kegiatan mencari-memotret suatu objek. Biasanya dia akan pergi ke perlintasan kereta api dimanapun yang dia tau buat mengambil gambar kereta yang melintas. Pagi-siang-sore-malem sudah pernah dijabanin. Ke stasiun kereta api sendirian, pergi ke Malang sama teman naik kereta api pun juga sudah dirasakan. Dia kadang cerita atau akunya yang tanya. Sampe sekarang SMA, masih hobi sama dunia perkereta apian. Yang ganti adalah, dia gak mau jadi masinis soalnya gajinya kecil huehehe dia mau jadi direktur daop (Daerah Operasi) di Bandung. Saya sih gak terlalu mengerti tentang beginian, tapi saya suka kereta api. Sejak kecil, saya dan dia bersama orangtua suka menggunakan transpotasi ini untuk pergi ke Bandung hingga sekarang namun beberapa waktu kami memakai kendaraan pribadi.
Flickr. Situs dimana dia sering mengupload hasil huntingnya. Ada temannya yang seorang railfans dari Bandung bernama Andreva, seumuran (kelahiran 96) namun dia tampak profesional dengan hasil jepretan dari Canon EOS 500D. Kami bertiga pernah bertemu di stasin Bandung bulan Januari yang lalu ketika mengantar ayahnya pulang ke Surabaya. Andreva bersama teman railfans yang lain memakai pakaian yang sama sedangkan dia hanya memakai kaos putih, celana jeas, headphone dileher dan rambut model militernya. Mencolok sekali perbedannya. Dia yang menyapa duluan lalu mulai berkomunikasi dengan kalimat yang tak kupahami sehingga saya menyingkir dari mereka berdua. Lucu, bagaimana orang-orang yang sehobi saling bertemu dan membicarakan topik yang hanya minoritas pahami.
Facebook. Di jejaring ini dia sangat gila upload foto kereta api. Menyebabkan beranda saya penuh dengan gambar kereta api. Nama akunnya dulu aneh, digabung dengan nama kereta api favoritnya. Berlebihan memang he he he
Sampe sekarang, saya pengen nyoba naik kereta Shinkansen. Kereta super cepat milik Jepang. Ya, mungkin suatu saat nanti..