Posting kali ini saya bakal berisi tentang puisi karya Chairil Anwar yang bertajuk Kerawang-Bekasi. Sewaktu saya sedang ujian praktek Bahasa Indonesia, guru saya nyuruh semua muridnya untuk bacain puisi ini. This is it..
oOo
Kerawang-Bekasi
karya: Chairil Anwar
Kami yang kini terbaring antara Kerawang-Bekasi
Tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
Terbayang kami maju dan berdegap hati
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu,
Kenang, kenanglah kami
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja kami belum selesei, belum apa-apa
Kami sudah beri kami punya jiwa
Kerja belum selesei, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
Atau tidak untuk apa-apa
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta
Menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
Berilah kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami
Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Kerawang-Bekasi
Itulah tadi puisi yang agak panjang karya sang maestro, Chairil Anwar. Terimakasih saya ucapkan juga buat Bu Nurlaela (namanya bener gak neh. Saya suka banget pas baca bait yang color fontnya beda. Rasanya gimaaa gitu hahaha.
dan sekarang, ketika saya duduk di bangku SMA.. ada lagi tugas nyuruh baca puisi di depan kelas. AAAAAARGH, I never like this task. Pengennya sih bacain puisinya Sapardi Djoko Damono, tapi..ah let it flows deh. Bye!
P.S.: Congrats buat timnas Indonesia yg menang 3-1 atas Thailand! Keep the spirit and the fair play.